Jumat, 10 Desember 2010

LUMPIA


Lumpia Semarang sebagai makanan khas daerah walaupun keberadaannya mendapat saingan dagang dari berbagai kota, namun mampu bertahan bahkan semakin digemari masyarakat. Keistemewaan lumpia yang sangat terkenal ini, bukan karena bentuk dan ukurannya tetapi dari kelezatanya rasa khas Semarang yang manis-manis asin.
Menurut sejarahnya, lumpia Semarang ini diciptakan dan dirintis oleh pasangan suami-istri China-Jawa sekitar satu abad yang lalu. Pasangan suami istri tersebut sebelum menikah memang merupakan penjual lumpia dengan rasa khas budaya dari masingmasing daerah. Pemuda China bernama Choa Taiyu yang berasal dari Fuking menyajikan lumpia dengan resep Hokiang, sedang Mbok Warsih sebagai orang pribumi mempunyai ramuan khas Semarang. Dari perpaduan rasa Hokiang dan Semarang inilah, makanan lumpia menjadi kebanggaan warga Semarang dan kini telah diwarisi oleh
keempat generasi.

GUDEG JOGJA


Jika kita berkeliling kota Pelajar ini, jam berapapun, bahkan tengah malam atau menjelang subuh selalu ada saja warga kota yang beraktifitas. Pengalaman saya hidup selama 20 tahun di kota ini, memang sangat berkesan sekali dan banyak kenangan yang tidak terlupakan. Pengin rasanya suatu hari nanti mengajak seseorang yang dicintai berjalan-jalan di kota ini. Apalagi rindu dengan makanan khasnya yaitu Gudeg. Walaupun kini Gudeg bisa ditemukan di kota lain, tetapi sampai saat ini belum pernah saya temukan rasa yang orisinil seperti di kota asalnya. Selain Gudeg banyak jenis makanan lainnya yang bisa ditemukan di Jogja.


Tempe mendoan selama ini identik dengan makanan khas daerah Banyumasan. Namun, saat ini bisa dibilang mendoan menjadi salah satu makanan rakyat yang banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Tempe mendoan ini bisa menjadi camilan bahkan menjadi lauk yang lezat pendamping nasi putih yang setiap hari kita makan. Menyantap tempe mendoan sebaiknya ketika tempe tersebut masih hangat. Sehingga, panganan ini jangan disimpan terlalu lama setelah selesai digoreng. Dan kebanyakan para penjual tempe mendoan itu baru menggoreng jika ada yang memesan.

Lokasi berjualan tempe mendoan ini yang potensial adalah di tempat berkumpulnya banyak orang, seperti di pasar, dekat sekolah-sekolah, kampus, dan tempat strategis lainnya. Perlengkapan yang diperlukan untuk memulai usaha ini antara lain kompor, wajan, saringan minyak, sodet, capit makanan, dan baskom sebagai tempat adonan. Selain itu, juga diperlukan perlatan makan dan minum. Meja dan kursi sederhana juga perlu dipersiapkan untuk mereka yang makan ditempat. Dan penyajian yang unik seperti menggunakan daun pisang juga perlu dipertimbangkan agar makin memberikan warna pada makanan khas tersebut.

Resiko yang paling mungkin dan sering dijumpai para penjual makanan ini adalah kenaikan harga bahan baku yang semakin tinggi. Karena kenaikan harga bahan baku tersebut juga secara otomatis akan menaikkan harga jual yang pastinya juga akan mempengaruhi daya beli masyarakat kebanyakan.

Kamis, 09 Desember 2010


Gua Tabuhan berada di pantai barat daya Jawa Timur, adalah interior emmense gua Tabuhan. Gua ini disebut Tabuhan karena kedengarannya seperti musisi lokal memainkan lagu dengan stalaktit lomesone mencolok yang bergema di pitch yang sempurna untuk musik.Gua itu sendiri sangat spektakuler, stalagmit varilored yang mencapai ke atas setinggi 50 meter ke arah liontin stalagtites dibentuk oleh air menetes dari atap.Hal ini disebut sebagai gua Tabuhan karena jika tersusun akan menghasilkan suara seperti irama musik Jawa (gamelan). Gua Tabuhan adalah semula dikenal sebagai gua Tapan karena sejak depan diterapkan oleh Chevaliers untuk beberapa meditasi seperti; Sanggargenu, Bambang Trigo. Wareng desa diakui menyebabkan legenda Banteng Wareng yang keturunan Sultan Yogyakarta.Diceritakan juga di tahun 1825 terjadi perang Diponegoro, Raden Banteng Wareng menunjukkan jiwa patriotik nya menentang terjajah dengan Diponegoro.

Pacitan merupakan salah satu dari delapan daerah tertinggal di Jawa Timur. Namun, di sana terdapat sekitar 300 gunung kecil yang di perutnya ”mengandung” goa-goa, baik goa vertikal maupun horizontal. Hingga kini belum jelas berapa jumlah pastinya. Saking banyaknya goa dan agar mudah mengingatnya, sebutlah Pacitan sebagai Negeri Seribu Goa.
Dua di antaranya menjadi primadona, yaitu Goa Gong dan Goa Tabuhan, yang terletak di Kecamatan Punung, sekitar 30 km ke arah barat alun-alun Pacitan. Goa Gong pantas dijadikan andalan pariwisata. Di goa itu terdapat stalaktit, batuan kapur berbentuk kerucut di langit-langit goa, dan stalagmit, batuan kapur yang berdiri tegak di dasar berusia ratusan tahun. Banyak di antaranya menyerupai arca dalam berbagai bentuk yang dibuat pemahat. Menurut beberapa peneliti dan wisatawan mancanegara, goa itu paling indah di Asia Tenggara.
Memasuki goa sedalam 256 meter itu juga mudah. Pemerintah Kabupaten Pacitan sudah membuat jalur dengan pegangan besi di kanan-kiri dan memasang lampu warna-warni. Kalau lampu kurang cukup, pengunjung bisa menyewa senter di mulut goa dengan tarif Rp 2.000 per senter. Nama goa diambil dari nama bukit tempat goa itu berada. Berdasarkan legenda masyarakat sekitar, pada zaman dahulu kerap terdengar suara gong dari bukit tersebut.